Pemberitahuan :

1. Blog sudah fix and finish.

2. In Shaa Allah tampilan sudah rapih.

3. Jika ada kesalahan mohon diingatkan dan maafkan.

4. Semoga bermanfaat.

Qur'an



Sikap Remaja Muslim di hari Valentine


Hari valentine atau Valentine Day agaknya tidak asing lagi di kalangan remaja. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang menunggu-nunggu kedatangannya. Bagi mereka, Valentine Day adalah momentum mencurahkan kasih sayang kepada orang yang dicintai.

Tanggal 14 Februari adalah tanggal yang diyakini sebagai hari valentine tersebut. Ironisnya, remaja yang turut merayakan hari itu justru banyak dari kalangan remaja muslim yang ikut-ikutan tanpa mengetahui makna dari Valentine Day itu sendiri, atau mungkin mereka tidak begitu peduli terhadap makna yang terkandung dalam Valentine Day.

Umat Islam memang tidak dilarang untuk mengikuti budaya orang lain, dengan syarat yang diikuti tersebut tidak bertentangan dengan aturan Islam. Sementara perayaan Valentine Day yang merupakan budaya non-muslim justru dijadikan momentum untuk menyampaikan rasa cinta dan kasih sayang kepada pasangan lawan jenisnya, atau lebih dikenal dengan istilah pacaran. Biasanya, para remaja akan memberikan hadiah kepada kekasihnya dan mengucapkan Be My Valentine, 'Jadilah Valentinku'. Pemberian hadiah itu juga bisa berbentuk bunga mawar, cokelat, atau benda lain yang disukai pasangannya yang biasa dihiasi warna pink atau ungu. Dan tidak jarang hadiah yang diberikan berupa pegangan tangan, membelai rambut, ciuman, pelukan, bahkan lebih dari itu; yang mereka anggap sebagai wujud dari kasih sayang. Adegan seperti itu tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, malah sebaliknya menjadi kebanggaan sebagai manusia modern.

Sungguh memilukan jika remaja muslim juga turut andil dalam perayaan yang sarat dengan kemaksiatan itu. Mestinya remaja muslim bersikap kritis terhadap budaya orang lain, sehingga tidak terdampak terhadap perkembangan kepribadian muslim yang memiliki kesucian akidah, ketaatan ibadah, dan keindahan akhlak.

Jika dilacak dari sejarahnya, terdapat banyak versi tentang asal perayaan Valentine Day. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sejarah Valentine Day bisa ditinjau dari dua versi, yaitu dari tradisi kepercayaan Romawi Kuno dan tradisi yang berkembang di tengah-tengah umat Kristiani. Kedua versi itupun saling berkaitan.

Pada masa Romawi Kuno, dikenal tradisi paganisme (dewa-dewi) dan tradisi-tradisi yang dipenuhi dengan legenda mitos, serta tradisi penyembahan berhala. Salah satu tradisi sekaligus kepercayaan yang berkembang ketika itu adalah adanya pandangan bahwa pertengahan Februari dipandang sebagai periode cinta dan kesuburan.

Pada tanggal 13 dan 14 Februari dilakukan persembahan kepada dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Di hari itu, para pemuda mengundi nama para gadis, gadis yang terpilih akan menjadi kekasihnya selama setahun. Para pemuda itu juga mengirimkan sebuah kartu yang bertulisan Dengan Nama Tuhan Ibu, Saya Kirimkan Kepadamu Kartu Ini. Tuhan ibu itu adalah dewi cinta.

Sementara tanggal 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, berasal dari nama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Para pendeta itu pun melakukan ritual penyembahan meminta perlindungan kepada dewa Lupercus dengan mengorbankan kambing. Para pemuda membawa potongan kambing yang mereka persembahkan itu, lalu melecut gadis-gadis. Para gadis itu pun berebut untuk dilecut karena percaya akan menambah kecantikan dan kesuburan mereka.

Pada masa selanjutnya, berkembanglah agama Kristen Katolik dan memasuki wilayah Roma. Mereka mengadopsi beberapa tradisi dan upacara paganisme dan mempolesnya dengan nuansa Kristiani. Mereka pun mengganti nama-nama dewa dengan nama-nama Paus dan Pastor. Pendukung yang terkenal adalah Kaisar Konstantine dan Paus Greogory |. Salah satu upaya yang mereka lakukan, pada tahun 496 M, adalah menjadikan upacara Romawi Kuno pertengahan Februari tersebut menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati Santo Valentine yang diyakini meninggal tanggal 14 Februari 269 M.

Akan tetapi ada pula pendapat lain bahwa Kristen melakukan hal tersebut bukan ingin menarik simpati penduduk Roma, akan tetapi menandingi tradisi penduduk Roma. Yang jelasnya, ada keterkaitan yang erat antara tradisi dan kepercayaan Romawi Kuno dan kebijakan pihak Gereja dalam mempopulerkan Valentine Day.

Mengenai siapa sesungguhnya Santo Valentinus, juga terjadi perbedaan pendapat.

Versi pertama berpendapat bahwa Kaisar Claudius ||, penguasa Romawi marah lalu menangkap dan mengeksekusi mati Santo Valentinus karena telah berani mengatakan bahwa tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Jadi, merayakan Valentine Day adalah penghormatan dan kasih sayang kepada Santo Valentinus yang dianggap sebagai pahlawan dalam mempertahankan keyakinannya sebagai penganut Yesus Kristus, sang anak tuhan.

Versi kedua menyebutkan bahwa kemarahan Kaisar Claudius || berawal dari persepsinya tentang tentara muda bujangan lebih kuat dan tabah ketika berperang dari pada tentara yang telah menikah. Karena persepsi itu, kaisar melarang tentaranya yang masih pemuda menikah. Kebijakan itu ditentang oleh Santo Valentinus, dan kaisar memutuskan mengeksekusi Santo Valentinus, 14 Februari 269 M.

Di abad pertengahan, kisah Santo Valentinus dihubung-hubungkan dengan kisah cinta romantis. Mereka malah mempercayai pada tanggal 14 Februari sebagai hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis oleh sastrawan Inggris abad pertengahan (abad ke-14 M), Geoffry Chaucer.

Meskipun terdapat banyak versi tentang Santo Valentinus, yang jelas Valentine Day berasal dari tradisi dan kepercayaan paganisme (pemberhalaan) lalu diadopsi oleh kelompok-kelompok Kristen tertentu - dikatakan tertente sebab pihak Gereja Katolik sendiri tidak semuanya sepakat siapa sesungguhnya Santo Valentinus yang dianggap sebagai martir itu, dan perayaan Valentine Day pernah diperingati di Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin Irlandia, yang kemudian secara resmi dilarang tahun 1969. Tetapi masih terdapat beberapa kelompok gereja lain yang merayakannya.

Adapun ucapan My Be Valentine juga mengandung makna yang Debatable. Ken Sweiger mengatakan kata Valentine berasal dari bahasa Latin yang artinya sama dengan Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa. Pada zaman Romawi Kuno kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus - tuhan orang Romawi Kuno. Jadi jika seseorang mengatakan kepada kekasihnya My Be Valentine maka ucapan tersebut telah mengangkat derajat kekasihnya sebagai tuhan, Naudzu Billahi Min Dzalik.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Valentine Day sarat dengan kepercayaan yang berkaitan dengan akidah, dan jelas bertentangan dengan akidah Islam.

Pesta Kemaksiatan Di Dalam Valentine Day

Orang mengira perayaan Valentine Day berasal dari Amerika. Namun sejarah menyatakan bahwa perayaan Valentine Day sesungguhnya berasal dari Inggris. Di abad ke-19, kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan kerajaan Inggris ini kemudian menjadi tradisi daerah koloninya.

Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan valentine di sana lebih bersifat 'dating' yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan).

Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi 'party-party' yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.

Oleh karena itu, remaja muslim dituntut untuk bersikap kritis dan tidak ikut-ikutan merayakan Valentine Day. Bisa jadi mereka yang turut merayakannya akan rusak kemurnian akidahnya jika memang perayaan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut berkaitan dengan keyakinan ketuhanan mereka. Perayaan itu juga bisa menjadi peluang besar yang dapat mendorong manusia melakukan perbuatan-perbuatan zina yang dibungkus atas nama kasih sayang dan cinta sejati.

Sudut Pandang
1. 'Bahwa Rasulullah saw bersabda, "Janganlah kalian berkhalwat (menyepi di tempat sunyi; berduaan tanpa ada urusan yang dibolehkan syara) dengan seorang wanita, kecuali disertai mahramnya.'
(HR. Bukhari-Muslim)

2. QS An-Nuur: 30-31 "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah swt, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

Wallahua'lam bish-shawab

Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan, semoga bermanfaat.
Melangkah Bersama Menuju Mardotillah.
Wassalam
Latest
Previous
Next Post »